SUMBANGKAN PUISI, KATA MUTIARA, KISAH INSPIRATIF dan MOTIVATIF atau CERITA LUCU ANDA DI SINI

Thursday, August 29, 2013

Pemeriksaan Penunjang Epilepsi

PEMERIKSAAN PENUNJANG EPILEPSI


a.    Pemeriksaan CT scan digunakan untuk mendeteksi lesi pada otak, fokal abnormal, serebro vascular abnormal, dan perubahan degenerative serebral. Pemindaian CT digunakan mendeksi perbedaan kerapatan jaringan yang sering terjadi pada klien dengan epilepsi
b.    Elektroensefalografi (EEG) melengkapi bukti diagnostik dalam proporsi substansial dari pasien epilepsy dan membantu dalam mengklasifikasikan tipe kejang. Kelainan EEG yang sering dijumpai pada penderita epilepsi disebut epileptiform discharge atau epileptiform activity. Kadang-kadang rekaman EEG dapat menentukan focus serta jenis epilepsi, apakah fokal, multifocal, kortikal, subkortikal, misalnya “Petit Mall”. Spasme infantile mempunyai gambaran hipsaritmia. Akan tetapi 8-12% penderita epilepsi mempunyai rekaman EEG yang normal. Gambaran normal EEG pada neonatus biasanya menunjukan gelombang bervoltase lebih rendah dengan frekuensi 3-5 cps, kurang teratur dan sinkron. Pada epilepsi EEG dapat membantu kita menegakan diagnosis serta menentukan jenis serta fokusnya, dengan demikian dapat membantu kita memilh obat yang cocok (misalnya hipsaritmia dengan kortikosteroid, petit mal dengan dilantin, luminal).
c.    Dilakukan pengkajian fisik dan neurologi, hematologi, dan pemeriksaan serologic
d.   Pemeriksaan jasmani meliputi pemeriksaan pediatric dan neurologis dan bisa dikonsulkan kebagian mata, THT, hematologi, endokrinologi, dan pemeriksaan jasmani lain seperti : pemeriksaan tanda-tanda vital, jantung, paru, perut, hati, limpa, anggota gerak lainnya.
e.    Pemeriksaan labolatorium meliputi : Pemeriksaan darah tepi rutin, kadar gula darah dan elektrolit sesuai indikasi, pemeriksaan cairan serebrospinal.  Pemeriksaan cairan cerebrospinal pada anak dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi yang merupakan salah satu penyebab dari epilepsi. Hitung darah lengkap dilakukan pada klien dengan trauma kepala karena dapat terjadi peningkatan atau penurunan yang mencolok pada jumlah hematokrit dan trombosit. Elektrolit seperti Ca total, dan magnesium serum sering kali diperiksa pada saat pertama kali terjadi serangan kejang karena akan terdapat perubahan pada jumlah elektrolit tersebut., uji glukosa biasa dilakukan pada bayi dan anak kecil yang mengalami epilepsi untuk mendeteksi adanya hipoglikemia yang biasanya terjadi.
f.       Pemeriksaan psikologis dan psikiatris (tingkat kecerdasan yang rendah, retradasi mental, gangguan tingkah laku, gangguan emosi, hiperaktif.

g.    Pemeriksaan radiologis, pada foto tengkorak diperhatikan kesimetrisan tulang tengkorak, destruksi tulang, kalsifikasi intrakranium yang abnormal, tanda peninggian tekanan intracranial seperti pelebaran sutura, erosi sela tursika, pneumoensefalografi dan ventrikulografi untuk melihat gambaran system ventrikel, rongga subaraknoid, serta gambaran otak, arteriografi untuk melihat keadaan pembuluh darah otak apakah ada peranjatan, sumbatan, peregangan, anomali pembuluh darah. 

DAFTAR PUSTKA
1.      L. Wong. Dona, 2003, Pedoman Medis Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta

2.    Smeltzer, S. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth. Volume 2 Edisi 8. Jakarta : EGC. 2001.



0 comments:

Post a Comment

 
google-site-verification: google249b3350d4d959ab.html