1. Spasme otot faring yang menyebabkan
terkumpulnya air liur didalam rongga mulut dan keadaan ini memungkinkan
terjadinya aspirasi serta dapat menyebabkan pneumonia aspirasi
2. Asfiksia
3. Atelektasis karena obstruksi sekret
4. Fraktur kompresi
2) Penatalaksanaan
1. Pemberian antitoksin tetanus
Pengobatan spesifik dengan ATS 20.000
U/hari selama 2 hari berturut-turut secara intramuskular dengan didahului oleh
uji kulit dan mata. Untuk hypertet 3000 IU secara intramuskular.
2. Antikonvulsan dan penenang
Bila kejang hebat dapat diberikan
fenobarbital dengan dosis awl : untuk anak umur kurang dari 1 tahun 50 mg dan
untuk anak umur 1 tahun atau lebih diberikan 75 mg, dilanjutkan dengan dosis 5
mg/kgBB/hari dibagi menjadi 6 dosis
§ Diazepam dengan dosis 4 mg/kg/BB/hari, dibagi
6 dosis. Bila perlu IV
§ Largatil dengan dosis 4 mg/kgBB/hari
dibagi 6 dosis. Bila kejang sukar diatasi diberikan kloralhidrat 5% dengan
dosis 50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3-4 dosis secara per-rektal
3. Penatalaksanaan luka
Eksisi dan debridemen luka yang dicurigai
harus segera dikerjakan 1 jam setelah terapi sera (pemberian antitoksin
tetanus), jika memungkinkan dicuci dengan perhydrol, luka dibiarkan terbuka
untuk mencegah keadaan anaerob. Bila perlu disekitar luka dapat disuntikan ATS
4. Pemberian antibiotika
Penisilin prokain 50.000 U/kgBB/hari intramuskular
diberikan 3 hari sampai demam turun
5. Penanggulangan kejang
Dengan pemberian anti kejang yang memadai
maka kejang dapat dicegah.
Pemberian anti kejang
Jenis obat
|
Dosis anak-anak
|
Dosis orang
dewasa
|
Fenobarbital (Luminal)
|
Mula-mula 60-100 mg IM
Kemudian 6 x 30 mg per oral
Maksimum 200 mg/hari
|
3 x 10 mg IM
|
Klorpromazin (Largactil)
|
4-6 mg/kg BB/hari, mula-mula IM, kemudian per
oral
|
3 x 25 mg IM
|
Diazepam (Valium)
|
Mula-mula 0,5-1 mg/kg BB IM, kemudian per oral
1,5-4 mg/kg BB/hari, dibagi 6 dosis
|
3 x 10 mg IV
|
Klorhidrat
|
-
|
3 x 500-1000 mg per rektal
|
Bila
kejang belum juga teratasi, dapat digunakan pelemas otot (muscle relaxant) ditambah alat bantu pernapasan (ventilator)
6. Perawatan penunjang
Yaitu dengan tirah baring, diet per sonde,
dengan asupan sebesar 100 kalori/kg BB/hari, bersihkan jalan nafas secara
teratur, berikan cairan infus dan oksigen, awasi dengan seksama tanda-tanda
vital, trismus, asupan/keluaran.
7. Pencegahan komplikasi
Mencegah anoksia
otak dengan :
§ Pemberian anti kejang sekaligus mencegah
laringospasme
§ Jalan nafas yang memadai, bila perlu
lakukan intubasi (pemasangan tuba endotrakheal) atau lakukan trakheotomi
berencana
§ Pemberian oksigen
Mencegah pneumonia
dengan membersihkan jalan nafas yang teratur, pengaturan posisi penderita
berbaring, pemberian antibiotika
Mencegah fraktur
vertebra dengan pemberian anti kejang yang memadai
Baca Juga : Laporan Pendahuluan Tetanus : Komplikasi, dan Penatalaksanaan
Kumpulan Asuhan Keperawatan (Askep), Artikel, Makalah, Karya Tulis Ilmiah, Skripsi dan banyak lagi tentang Kesehatan dan Keperawatan Klik di : : macrofag.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment